Monday 14 November 2011

Gorong-gorong rusak, jembatan Belly dipasang

Sawangin Sinurat, Pangururan
Tiga minggu lebih arus lalu lintas di jalan utama Kabupaten Samosir sempat terganggu sejak Oktober hingga awal Nopember. Jembatan di jalan lingkar milik Propinsi Sumatera Utara terputus, tepatnya di Desa Dosroha, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Selain mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas dari Pangururan ke Simanindo dan sebaliknya, salah satu akibat yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah kebutuhan bahan bakar minyak yang tersendat. Disebabkan mobil tangki yang hendak menuju Pangururan tidak bisa lewat. Minyak bensin di Pangururan pernah nyaris tiak ada selama tiga hari berturut-turut. Selama itu harga bensin di Pangururan juga masih berfariasi, mulai dari Rp.7000 s/d  Rp.10.000/liter. Awalnya gorong-gorong itu  rusak akibat derasnya air hujan, yang sering melanda samosir. Karena volume air yang terlalu besar tidak dapat ditampung Gorong-gorong. Akibatnya airpun meluap hingga merusak gorong-gorong dan sebagian badan jalan.
Pekan lalu 5/11, jalan terputus total akibat hujan deras, timbunan tanah pada badan sungai hanyut oleh arus air.  Akhirnya kebanyakan kendaraan angkutan harus bersambung dari kedua arah, bahkan ada yang berhenti beroperasi sambil  menunggu jalan provinsi itu secepatnya diperbaiki. Dan kebanyakan angkutan banyak memilih untuk mengambil jalan lain meskipun harus menempuh jarak yang lumayan jauh. Dan ada juga kendaraan yang di parkir sampai benar-benar gorong – gorong yang disulap menjadi jembatan itu bisa di lalui, khusunya mobil pribadi.  Sedangkan untuk sepeda motor ada yang melalui pematang sawah dari arah pantai.

Upaya perbaikanpun dilakukan  meskipun nampak darurat.  Penanganan pertama menggunakan batang kelapa, dan sempat bisa dilalui kendaraan. Namun jembatan darurat itu tidak bertahan lama. Kedua, dengan menggunakan balok besi  yang langsung di letakkkan di atas pasar hitam, tanpa membuat pondasi penyanggah dari bawah. Hasilnya jembatan darurat itu tidak bertahan lama, karena tidak mampu menahan beban angkutan yang lewat. Setelah rusak kembali, gorong-gorong yang sudah berubah menjadi jembatan itu di upayakan agar bisa di lalui, meski tanpa planing dan logika. Yaitu dengan melakukan penimbunan gorong-gorong menggunakan goni plastik berisi pasir, awalnya sempat bisa dilalui. Namun hasilnya tetap kembali seperti semula, rusak dan tidak bisa di lalui.Pantauan Cakra, Jumat kemarin, pihak Dinas jalan Jembatan Propinsi Sumatera Utara masih sedang memasang jembatan Belly. Pemerintah setempat dan Dinas PU provinsi terkesan lamban menangani gorong – gorong tersebut. Pada 23 Oktober gorong-gorong rusak, baru pada 08/11 bisa dilalui kendaraan setelah dipasang jembatan Belly
Di jalan lingkar Kabupaten Samosir yang merupakan miliki Pempropsu, masih terdapat sejumlah jembatan atau gorong-gorong yang jenisnya sama seperti di Desa Dosroha. Berpotensi mengalami rusak total jika tidak segera diperbaiki. Kondisi  yang demikian banyak terdapat sepanjang jalan dari Tomok menuju Onan Runggu. Selain gorong-gorong pada anak-anak sungai musiman yang terancam pada musim hujan, konsisi jalan Lingkar Samosir juga sangat rawan longsor pada musim hujan. Lebih dari sepuluh titik longsor terdapat sepanjang jalan menuju Onan Runggu dengan kondisi badan jalan tinggal sepertiga bahkan setengah. Jalan lingkar Samosir belum pernah dalam kondisi mulus secara keseluruhan, kerusakan selalu terjadi secara estafet.

Selamat datang Donny, selamat jalan Edward

SAWANGIN SINURAT, PANGURURAN
Informasi tentang adanya acara temu pisah antara Kapolres Samosir yang lama dengan Kapolres Samsoir yang baru diketahui wartawan Cakra melalui mikropon yang ada dipodium ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Samosir saat sidang paripuna usai. Mengatakan pada yang hadir bahwa hari itu ada acara temu pisah Kapolres yang lama dengan Kapolres yang baru. Tapi anggota DPRD tidak ada yang hadir dalam temu pisah tersebut di rumah dinas Bupati 08/11 pekan lalu. Namun beberapa anggota dewan yang tergabung dalam Pansus mutasi guru, tidak dapat hadir karena masih melakukan rapat di kantor dewan, seusai paripurna.
Temu pisah antara Kapolres lama AKBP Edward P Sirait dengan AKBP Donny SH Damanik SIK diselenggarakan di pesanggarahan rumah dinas Bupati Samosir 8/11. Acara temu pisah dihadiri Bupati Ir Mangindar Simbolon dan jajaran pemerintah Kabupaten Samosir seusai rapat Paripurna di Kantor  DPRD.

Ketidakhadiran anggota dewan terbukti dengan tidak adanya kata sambutan dari DPRD. Padahal salah seorang yang menyampaikan kata sambutan turut menyertakan  "yang kami hormati Ketua DPRD ataupun yang mengwakili", ia mengira kalau acara itu dihadiri anggota DPRD.

Lewat kata sambutan seorang tokoh masyarakat ,berharap agar Kapolres yang baru dapat melanjutkan kinerja Kapolres yang lama, bahkan  dapat ditingkatkan.  Tidak lupa tokoh masyarakat berharap Kapolres kelahiran lampung itu, bekerja sesuai dengan dalihan natolu.
Sedangkan untuk AKBP Edwar Sirait yang hari itu menjadi mantan Kapolres Samosir, mendapat pujian dari tokoh tentang keberhasilannya memberantas penyakit masyarakat, seperti pemakai dan pengedar narkoba. Meski Edwar pernah dilaporkan ke Polda tentang biaya penjabutan perkara 3,5 juta oleh seorang bernama Paken Pandiangan, tapi untuk sisi lain tokoh masyarakat menilai Edward sudah bekerja dengan baik. Lebih jelas tokoh mengatakan Samosir mengalami peningkatan, dalihan natolu tetap terjalin dengan baik. Edwar juga mendapat pujian, karena saat menjabat kapolres ia tidak segan-segan menangkap dan memenjarakan setiap tindak pidana yang terbukti meresahkan masyarakat, bahkan anggotanya juga  ia penjarakan bila melakukan pelanggaran hukum.
Sebagai ucapan selamat jalan kepada Edward, tokoh masyarakat berpesan agar dapat bekerja dengan baik ditempat kerja yang baru di Tanjung Balai. Di penghujung kata sambutan tokoh masyarakat disambut tawa tamu yang hadir, setelah ia mengatakan " kami mengucapkan selamat jalan buat kapolres lama AKBP Edwart Sirait, kami sadar banyak tantangan yang akan anda hadapi disana. Pak Edward juga akan banyak mengerjakan penyelundupan “.
 
Lewat kata sambutan Edward Sirait, kenal baik dengan kapolres yang baru, sepanjang perjalanan ia melihat karir Donny sangat baik. Ia menitipkan Samosir agar dijaga dengan sebaik baiknya.“ Tetaplah bekerja dengan baik, berdasarkan dalihan natolu, tetapi jangan sampai menyalahi aturan-aturan” kata Edward
Sedangkank Donny Damanik sebagai Kapolres yang baru, pada kata sambutannya mengatakan, saat  mengetahui dia ditempatkan di samosir ia langsung memberitahukan kepada orang tuanya. Orang tuanya yang berada dilampung menyambut hangat penempatannya. Dengan  harapan ia dapat belajar adat istiadat orang batak yang sama sekali tidak ia kenal lagi. Donny banyak berharap kepada tokoh adat khususnya kepada Bupati Samosir agar banyak membimbingnya selama bekerja di Samosir.
Kacabjari Pangururan Dayan Pasaribu sekaligus mewakili kejaksaan negeri Balige juga menyampaikan sambutan. Selain mengucapkan selamat bertugas kepada mitranya sesama penegak hukum, Dayan memberitahukan pada Kapolres yang baru, sedikit gambaram masalah yang sering terjadi di Samosir, salah satunya masalah tanah. Dalam hal menghadapi masalah yang timbul di tengah masyarakat Dayan menyerukan;
“Marilah kita bersama-sama kita damaikan bukan tindak lanjuti.  Mari kita damaikan Semua warga di samosir ini agar tidak terjadi tindak pidana. Kami siap dari kejaksaan untuk bekerjasama bagaimana masyarakat samosir ini dapat berdamai, karena damai itu memang indah” ujarnya.
Sedangkan Mangindar Simbolon dalam sambutannya mengatakan agar Kapolres yang baru tetap menjadi mitra yang baik antara pemerintah dan Kepolisian. Sehingga dapat bersinergi bersama-sama untuk meningkatkan keamanan dan ketentraman di Samosir. Kepada Kapolres lama ia mengatakan semoga sukses dan dapat bekerja dengan baik di tempat yang baru di Tanjung Balai.